Thursday, March 29, 2012

Mumi Tertua Di Dunia




Keluarga manusia es Oetzi yang ditemukan 20 tahun lalu di gletser Alpine berhasil diteliti oleh ilmuwan. Oetzi adalah mummi tertua bahkan lebih tua dari mummi Mesir.

Mumi yang dijuluki Oetzi ini berusia 5.000 tahun lebih, Mumi ini  ditemukan di pegunungan Alpen, Italia pada tahun 1991. Oetzi diyakini telah meninggal pada usia 46 tahun setelah tubuhnya terkena tusukan panah.
Seperti diberitakan dari The Independent, Oetzi yang saat ini berada dalam kotak kaca steril dengan kadar kelembapan 100%, merupakan mummi tertua yang pernah ditemukan. Bahkan, mummi Mesir lebih muda setidaknya 1000 tahun.
Ilmuwan berhasil memetakan gen dari mumi seorang pemburu di zaman batu. Ini adalah suatu prestasi yang dapat meningkatkan studi kedokteran genetik dan diharapkan bisa digunakan untuk mengetahui genetik dari penyakit turunan.
Ilmuwan saat ini telah mampu mengambil DNA dari tulang panggul Oerzi untuk melacak bentuk keturunan genetik dari manusia kuno ini.
Dr Albert Zink, direktur Institute Iceman, Bolzano bersama rekannya mengatakan bahwa ekstraksi DNA ini dapat digunakan untuk memahami penyakit diabetes, hipertensi dan kanker.
“Ada mutasi gen kunci berkaitan dengan penyakit seperti kanker dan diabetes. Kami ingin melihat apakah penyakit tersebut hadir di diri Oetzi atau muncul baru-baru ini,” ujar Zink.
“Dari perbandingan mitokondria DNA, kami tidak menemukan jenis keturunan apapun di wilayah ini"
"Namun, berdasarkan keseluruhan genom, ada kemungkinan soal itu. Kami melihat bahwa keberadaan Oetzi akan memberikan banyak informasi,” ujar Zink lagi.
Oetzi yang memiliki berat sekitar 59 kilogram dan berusia 45 tahun saat meninggal memiliki tiga tulang rusuk yang patah, luka parah di tangan, serta adanya parasit usus dan kutu.
Awalnya diperkirakan bahwa Oetzi meninggal karena mati beku dalam badai salju.
Namun, terungkap bahwa di tubuh Oetzi ditemukan panah berkepala batu yang masuk melalui bahu dan berhenti di sisi kiri paru-paru. Oetzi diperkirakan telah dibunuh karena pembuluh darah utama pecah sehingga merusak jantung.
“Melihat tingkat kerusakan pembuluh nadi besar, diperkirakan bahwa Oetzi meninggal karena kehabisan darah. Ia mati dengan cara yang cepat,” ujar Zink.
Berdasarkan penelitian ini didapatkan bagaimana genetik dari Oetzi ini dan juga untuk mendapatkan informasi apakah keturunan dari Oetzi ini masih ada sampai sekarang. Jika memang keturunannya masih ada, maka peneliti akan mencari di daerah mana keturunan ini bisa ditemukan.

Hasil penelitian ini juga bisa menunjukkan telah terjadi mutasi genetik antara manusia yang tinggal di zaman dahulu dengan manusia modern saat ini.
Selain itu teknologi yang digunakan dalam studi ini diharapkan juga bisa memberikan informasi umum mengenai penyakit genetik modern dan penyakit umum lainnya seperti diabetes atau kanker. 

No comments:

Post a Comment